Sisi Budaya Sebagai Strategi Dakwah Islam


Berdakwah agar di terima di masyarakat umum bukanlah hal spele begitu saja, dan lalu mempunyai banyak pengikut atau penganut, ada beberapa strategi jitu pendahulu kita yang mungkin kita semua tidak pernah tau.

Dakwah dan Budaya

Secara etimologis, kata dakwah berasal dari kata bahasa Arab دعوة-يدعو- دعا yang berarti menyeru, memanggil, mengajak, mengundang. Kata dakwah secara etimologis terkadang digunakan dalam arti mengajak kepada kebaikan yang pelakunya ialah Allah swt., para Nabi dan Rasul serta orang-orang yang telah beriman dan beramal shaleh. Terkadang pula diartikan mengajak kepada keburukan yang pelakunya adalah syaitan, orang-orang kafir, orang-orang munafik dan sebagainya. Sedangkan, Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia Budaya merupakan suatu cara hidup yang terbentuk dari banyak unsur yang rumit (agama, politik, adat istiadat, bahasa, seni, dll) dan berkembang pada sebuah kelompok orang atau masyarakat. Budaya sering kali dianggap warisan dari generasi ke generasi dan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Dengan kata lain, Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Budaya Sebagai Strategi Dakwah 

Budaya merupakan salah satu unsur yang berperan penting dalam proses penyebaran agama Islam. Mayoritas umat islam menggunakan kebudayaan sebagai strategi dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya kepada ummat. Salah satu strategi dakwah yang umum dilakukan oleh para da’i dan da’iyyah adalah berdakwah melalui Pendekatan budaya. Sebab strategi ini adalah salah satu strategi yang paling memberi efek yang besar dalam mengajak umat manusia kejalan tuhan. Tidak hanya dilakukan oleh ulama masa kini tapi sudah dilakukan oleh Rosulullah SAW. dan para ulama sejak dulu.  Oleh sebab itu, berdakwah  dengan pendekatan budaya sangat efektif  dalam mendakwahi umat. 

Dakwah Rasulullah  Terhadap Nenek Buta

Rosulullah SAW. adalah suri tauladan terbaik. Dalam dakwahnya dengan budaya sopan-santun telah banyak mempengaruhi umat sehingga masuk memeluk agama islam. Salah satu contohnya adalah kisah beliau tentang adabnya terhadap nenek tua yang buta dan juga kafir. Beliau setiap hari memberi nenek itu makan tanpa memperdulikan hinaan nenek itu kepada beliau. Beliau tetap melakukan hal itu sampai akhir hayatnya. Hingga suatu hari setelah beliau wafat, kebiasaan Rosulullah ini diteruskan oleh Abu Bakar as Shiddiq. Dan dari Abu bakar , nenek tua itu mengetahui bahwa selama ini yang menyuapinya adalah Muhammad Rasulullah SAW . Lantas seketika itu juga dihadapan Abu Bakar, nenek tersebut mengucap dua kalimat syahadat. Budaya santun inilah yang juga menjadi strategi yang wajib dimiliki oleh setiap da’i dan da’iyyah dalam mendakwahi umat manusia. 

Dakwah Walisongo di Nusantara

Sebagaimana dulu islam masuk keindonesia dengan budaya santun dan damai serta tidak saling menyalahkan, Islam juga berkembang dengan budaya/kebiasaan masyarakat indonesia sebelum masuknya kebudayaan arab seperti sekarang ini. Para ulama dari kalangan walisongo menggunakan pendekatan tradisi dan budaya sebagai media dakwah dalam menyebarkan agama islam. Budaya tersebut diantaranya:
  • 1. Wayang Kulit.
  • 2. Seni Gamelan dan Tembang.
  • 3. Perayaan dan Adat yang Diarahkan Agar Terlihat Lebih Islam. 

Dakwah Dengan Budaya Arab

Masuknya warga Arab di Indonesia berawal sekitar seribu tahun yang lalu ketika terjadi perpecahan besar antara umat Islam dan menyebabkan khalifah keempat Ali bin Abi Thalib terbunuh. Kemudian keturunannya melakukan hijrah (perpindahan) besar-besaran ke berbagai penjuru dunia. Dalam penyebarannya mereka membawa misi berdagang dan menyebarkan agama Islam, dan salah satu negara yang menjadi tujuan mereka adalah Indonesia.Hingga saat ini, warga keturunan Arab masih banyak tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Bahkan, budaya yang mereka bawa pun sudah terakulturasi (tercampur), dan ikut memperkaya budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Tidak hanya dari tatanan hidup, tapi juga seni, kuliner serta cara berpakaian. Yang semua itu dipengaruhi oleh unsur ajaran agama Islam yang mereka bawa. Tak hanya orang arab yang berdakwah keindonesia dengan budaya mereka, juga banyak ulama-ulama diindonesia yang berdakwah melalui kebudayaan orang arab. Seperti dari cara pakaian serta bahasanya pun dijadikan sebagai sarana dalam menyebarkan agama islam yang memang asalnya dari Arab.Berdakwah dengan budaya arab ini cukup efektif juga karena kebanyakan sunnah-sunnah nabi tercermin dari kebudayaan masyarakat arab sehingga banyak umat islam diindonesia yang ikut mencontoh budaya mereka. 

Dakwah Ulama Moderen Diindonesia Dengan Pendekatan Tradisi

Sudah tak asing lagi kita lihat bahwa masyarakat Indonesia itu terkenal dengan tradisi/kebudayaan mereka secara turun temurun seperti tahlilan kematian, maulidan, barzanji, selametan dan lain-lain. Tradisi ini merupakan tradisi yang dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Indonesia. Dan dapat kita lihat bahwa banyak ulama dan ustadz diindonesia yang berdakwah melalui tradisi ini. Sebab tradisi tersebut tidak bertentangan dengan syariat islam sehingga dapat memudahkan mereka dalam mendakwahi ummat melalui perantara budaya dan tradisi masyarakat indonesia tersebut. 

Strategi dalam Berdakwah Melalui Budaya

Seorang da’i atau da’iyyah dalam mendakwahi umat tidak cukup hanya dengan mempelajari teori tapi juga harus memiliki strategi yang efektif yang mampu mempengaruhi umat untuk mengikuti jalan dakwahnya. Strategi yang perlu di diketahui oleh seorang pendakwah diantaranya:
  • 1.Mengenali Tempat Dakwah.
  • 2.Mengenali Kondisi Masyarakat yang akan di Dakwahi.
  • 3. Menentukan Metode Dakwah. 

Metode dakwah

  1. Ta’aruf ( Pertukaran Budaya).
  2. Ta’awun ala Birri(Saling Menolong dalam Kebaikan).
  3. Tasamuh ( Bertoleransi ).
  4. Lakum Dinukum Waliyadin.

Kesimpulan 

Budaya dan dakwah merupakan dua hal yang tak bisa dipisahkan. Proses dakwah tanpa disertai pendekatan budaya tidak akan berjalan dengan efektif bahkan sering kali memicu konflik karena tidak adanya toleransi dalam perbedaan budaya. Oleh sebab itu seorang Da’i harus memiliki strategi dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya. Dan salah satu strategi yang paling efektif adalah dengan melalui pendekatan budaya baik budaya akhlak, kebiasaan, kesenian, tradisi, pakaian, maupun bahasa.

Artikel ini dikirim oleh: Alvina Zakinah

Posting Komentar

Beri masukan dan tanggapan Anda tentang artikel ini secara bijak.

Lebih baru Lebih lama
Posts ADS 3